Di zaman sekarang ini, khususnya di indonesia banyak sekali tayangan televisi yang berlabel "reality show". Tayangan tersebut ternyata sangat digemari oleh berbagai kalangan, khususnya remaja dan ibu-ibu hehe... Tetapi tidak banyak yang tahu jika sebenarnya tayangan berkedok "reality show" tersebut kebanyakan adalah menggunakan script dan dibuat seolah olah hal tersebut nyata, padahal kenyataanya sama saja seperti sinetron ! Hanya saja reality show menggunakan pemeran yang non artis agar penonton bisa lebih jelas membedakannya.
Yang saya tidak habis pikir, mengapa tayangan-tayangan tersebut berani memakai label reality show padahal sebenarnya yang terjadi di situ semua hanyalah sebuah akting belaka, bukankah lebih tepat jika dikatakan sebagai drama reality? Mungkin awalnya banyak yang tidak menyadari bahwa tayangan tersebut adalah sebuah drama karena akting para pemain ditambah lagi cameo yang ada didalamnya meyakinkan sekali, tapi lama-lama penonton pun akhirnya sadar bahwa apa yang mereka saksikan hanyalah akting belaka. Banyak sekali bukti yang beredar bahwa tayangan tersebut bukanlah sebuah reality show misalkan saja ada salah seorang teman saya yang ditawari untuk bermain di tayangan itu (dengan bayaran tentunya) untuk menjadi tokoh utama dalam tayangan reality tersebut. Atau yang lebih gampang lagi, pada awal/akhir tayangan biasanya ada tulisan TAYANGAN INI TELAH MENDAPAT PERSETUJUAN DARI BERBAGAI PIHAK YANG TERLIBAT.
Sebenarnya apa yang terjadi disini? Apakah mereka sudah kehabisan ide sampai-sampai menyuguhkan sesuatu yang dianggap "realita" itu ternyata hanyalah sebuah akting semata??? Nah, menurut saya tayangan seperti inilah yang membodohi masyarakat kita, sesuatu yang tidak terjadi tetapi dibuat seolah olah ada, padahal dalam kenyataanya pun belum tentu seperti itu. Seharusnya KPI lebih concern terhadap hal-hal semacam ini bukan kerjaannya hanya menegur salah satu talkshow saja sampai 3 kali berturut-turut ( tau kan apa talkshow yang dimaksud?) bukan salah masyarakat jika mereka menyukai hal-hal semacam ini, karena mereka hanya bisa menerima apa yang ada di dalam televisi dan tidak bisa memilih dalam artian sesuka hati mengatur acara kesukaan sendiri.
Memang tidak semua reality show seperti itu, ada juga reality show yang benar-benar menunjukkan realita yang ada dalam kehidupan kita ini (kalian juga pasti tahu lah) itulah yang bisa disebut reality show sesungguhnya dan itu lebih mendidik. setidaknya, kita bisa belajar menghargai apa arti hidup dan lebih mensyukuri apa yang kita punya sekarang...
Semoga saja untuk kedepannya tidak ada lagi acara-acara yang bersifat pembodohan seperti itu lagi di Indonesia, kalaupun ada ya minimal jangan diberi label reality show lah, tetapi reality drama. kalau begini terus apa perlu dibuat sebuah reality show tentang realita yang ada di dunia pertelevisian seperti acara berkedok "reality show" diatas? Pasti seru tuh! Hahaha
Yang saya tidak habis pikir, mengapa tayangan-tayangan tersebut berani memakai label reality show padahal sebenarnya yang terjadi di situ semua hanyalah sebuah akting belaka, bukankah lebih tepat jika dikatakan sebagai drama reality? Mungkin awalnya banyak yang tidak menyadari bahwa tayangan tersebut adalah sebuah drama karena akting para pemain ditambah lagi cameo yang ada didalamnya meyakinkan sekali, tapi lama-lama penonton pun akhirnya sadar bahwa apa yang mereka saksikan hanyalah akting belaka. Banyak sekali bukti yang beredar bahwa tayangan tersebut bukanlah sebuah reality show misalkan saja ada salah seorang teman saya yang ditawari untuk bermain di tayangan itu (dengan bayaran tentunya) untuk menjadi tokoh utama dalam tayangan reality tersebut. Atau yang lebih gampang lagi, pada awal/akhir tayangan biasanya ada tulisan TAYANGAN INI TELAH MENDAPAT PERSETUJUAN DARI BERBAGAI PIHAK YANG TERLIBAT.
Sebenarnya apa yang terjadi disini? Apakah mereka sudah kehabisan ide sampai-sampai menyuguhkan sesuatu yang dianggap "realita" itu ternyata hanyalah sebuah akting semata??? Nah, menurut saya tayangan seperti inilah yang membodohi masyarakat kita, sesuatu yang tidak terjadi tetapi dibuat seolah olah ada, padahal dalam kenyataanya pun belum tentu seperti itu. Seharusnya KPI lebih concern terhadap hal-hal semacam ini bukan kerjaannya hanya menegur salah satu talkshow saja sampai 3 kali berturut-turut ( tau kan apa talkshow yang dimaksud?) bukan salah masyarakat jika mereka menyukai hal-hal semacam ini, karena mereka hanya bisa menerima apa yang ada di dalam televisi dan tidak bisa memilih dalam artian sesuka hati mengatur acara kesukaan sendiri.
Memang tidak semua reality show seperti itu, ada juga reality show yang benar-benar menunjukkan realita yang ada dalam kehidupan kita ini (kalian juga pasti tahu lah) itulah yang bisa disebut reality show sesungguhnya dan itu lebih mendidik. setidaknya, kita bisa belajar menghargai apa arti hidup dan lebih mensyukuri apa yang kita punya sekarang...
Semoga saja untuk kedepannya tidak ada lagi acara-acara yang bersifat pembodohan seperti itu lagi di Indonesia, kalaupun ada ya minimal jangan diberi label reality show lah, tetapi reality drama. kalau begini terus apa perlu dibuat sebuah reality show tentang realita yang ada di dunia pertelevisian seperti acara berkedok "reality show" diatas? Pasti seru tuh! Hahaha
0 komentar:
Posting Komentar